eclipse

beauty brought the world together and alive.. “eclipse” is published by tanner olson.

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Kubisikkan Kata Terima Kasih..

Penggalan lagu nada souso dari Hiroaki Kato menghiasi ruangan sepi di tepi negeri seberang. Kalau ini jaman penyiar radio, mungkin pembawa siarannya bakal bilang “ok stay tune sobat hebat disana, kita masih mendengar alunan melodi lembut yang menyadarkan betapa hidup ini soal datang dan pergi’

Mungkin kehidupan yang kita jalanin ini lebih tepatnya seperti sebuah lintasan waktu yang ditetapkan secara sementara oleh sang pencipta terlepas dimanapun anda berada. Seperti yang diisyaratkan oleh Filosofi Teras karya Henry Manampiring,terkadang kita perlu menelaah yang mana hal yang bisa kita kontrol, dan yang sama sekali di luar kendali kita. Hidup yang selalu didasari rasa syukur dan memerdekan diri dari perasaan negatif mungkin merupakan salah satu bagian dari jejak yang ditinggalkan para filsafat ternama.

Kekayaan, nama baik, kesehatan sepertinya memang hanya bersifat temporer, terkadang saya sempat bertanya dalam hati, what’s the point to pursue all this thing, if in the end of the day all just gone no matter what and become dust. Tapi ternyata perspective saya yang mungkin masih terlalu dangkal mengenai makna hidup di dunia ini. Entah, masih harus sering menggali dan membaca

Mirip kehidupan ya

Coba kita telusuri dari sekian generasi di belakang kita, apakah ada yang kita ingat?,sangat sedikit dan mungkin akan menjadi bagian dari sejarah atau dikenal sebagai orang yang menemukan sesuatu, melakukan sesuatu yang baik atau sebaliknya. Itu pilihan anda, tapi for your info, hampir 99.99% orang di dunia ini hilang ditelan peradaban, you know why? Coba renungkan,

Di sisi lain jika kita melihat waktu yang terbatas, dan karena manusia telah ditetapkan deadline di sekitaran umur 70–100, mungkin karena itu juga kita dipaksa berfikir untuk berbuat “whats next? apa perbuatan baik lagi yang dapat kita lakukan?, waktu kita terbatas ini, apa bekal kita cukup?, apakah kita bisa menyelesaikan hidup ini dengan benar dan ikhlas? pertanyaan yang selalu terngiang ngiang di benak saya setiap hari. Kita diciptakan di dunia ini bukan hanya untuk uang uang dan uang bukan? atau cuan cuan cuan? damn it, ga gitu juga lah, masih ada banyak hal yang perlu kita lakukan hingga kalau sampai di akhir hayat setidaknya tidak ada rasa sesal di dalam batin atau jiwa kalau “ah,coba aku dulu begini, atau coba pas aku masih muda jaga kesehatan, atau ah coba pas masih muda aku rajin belajar dan mempersiapkan masa tuaku, atau ketika muda setidaknya aku mencoba banyak hal yang membantu dunia ini untuk menjadi lebih baik”.

Jadi terkadang kalau dipikir lebih dalam, mungkin benar kata Tonny Robbins, Success without fulfillment is the ultimate failure. Boleh boleh saja kita mengejar kesuksesan, tapi tanpa yang namanya keseimbangan , end up kita hanya di drive oleh pertanyaan “Is this all worth it?”

Saya jadi teringat dengan Steve Jobs, seorang manusia yang sangat impactful dengan filosofi dan cara leadership dia di dunia bisnis, terkenal dengan inovasi dan kerja keras tingkat dewa, dialah orang dibalik Apple dan Pixar

Beliau meninggal di usia 56 tahun, tergolong muda untuk ukuran manusia. Seorang billionaire, ilmuwan, enterprenur sukses tidak dapat menghindari yang namanya mati. Dengan uang dan kecanggihan teknologi ala dunia barat beliau mencari pengobatan hingga ke level target treatement molecular pathway, sampai ke level DNA. Tapi karena yang dialami beliau adalah tumor yang telah menyebar ke liver dan bermetastasis ke organ lain, sulit sekali bahkan tergolong mustahil untuk diobati. Hal yang benar benar diluar lingkup kendali manusia, disini saya belajar , pengetahuan kita sangat terbatas dibandingkan luasnya kemungkinan yang ada di dalam hidup ini.

Banyak yang bertanya apakah anda sudah merasakan senang menjadi seorang diaspora ? Tentu saja saya menjawab sangat bersyukur, tapi apakah semuanya hanya cerita “suka” saja tanpa melibatkan “duka”, tidak juga, ada banyak hal yang terkadang tidak mudah untuk dilalui, sulit, bahkan penuh tantangan. Tapi perjuangan seperti itu tentunya merupakan bagian dari perjalanan hidup yang mesti tetap dijalani dengan eling dan sadar bahwa ini hanya sementara, “ini pun akan berlalu — Ajahn Chah”

Mungkin cara terbaik untuk memaksimalkan kehidupan di dunia ini adalah tetap berbuat baik dan menolong banyak orang selagi bisa,membantu orang tua kita, saudara kita. Ya namanya menolong ga harus soal uang, karena uang disini netral,

Mungkin anda dapat menulis artikel yang bermanfaat bagi masyarakat, atau membuat content yang meningkatkan kecerdasan, atau bisa juga membantu para korban bencana alam dengan menjadi volunteer. Mungkin dengan seperti itu hidup kita setidaknya diukir dengan makna makna yang nantinya akan diingat oleh generasi berikutnya. Seperti socrates dan plato yang ceritanya tidak lekang di makan zaman, atau seperti Albert Einstein yang penemuannya terkenal hingga saat ini. Mungkin dengan seperti itu kita bisa memaknai hidup ini lebih baik dan bahagia sehingga ketika di akhir hidup kita nantinya , kita bisa bilang , “aku siap Tuhan, semua yang terbaik telah aku lakukan, dan aku manfaatkan waktu ku di dunia ini sebaik baiknya”

Add a comment

Related posts:

The Most Important Skill for Improving Your Life

Many of us want to know how we can improve our lives. In this article, I talk about a skill that, when mastered, will make you above average, a cut above the rest!

Create Power BI reports with Azure DevOps in 10 minute

We are using Azure DevOps to collaborate, code. We want to have reports to showcase to the customer. We do have Azure DevOps dashboards to showcase the statistics, but there are few limitations to… So we have built PowerBI report.

Chalkboard Wisdom in the Age of the Virus

I have a chalkboard in my kitchen where I post a countdown to something exciting that is happening. This is generally a celebration or a vacation. In the fall of 2019, I excitedly began the countdown…