A Word For Those Who Gives People A Ride When They Needs It.

Dear Facebook family and friends, I believe by faith that God The Father, In the name of The Lord Jesus Christ, gave me a Word for you on this Friday, November 23, 2018: “For those of you who drives…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Reflection

Darahnya berdesir ketika nayanikanya bersitatap dengan milik sang tuan. Rasanya … aneh. Sang hawa menunduk–memegang dadanya yang berdegup kencang–sambil menatapnya lagi.

Dia di sana.

Berdiri dengan kepala menengadah—menatap sang chandra–dengan iris gelapnya yang bersinar terang karena pantulan indurasmi.

Satu kata yang dapat sang hawa ucapkan.

Indah.

Manik gelap miliknya memancarkan refleksi yang menakjubkan—seperti ada ribuan bintang yang menelusup ke dalam iris obsidian miliknya. Rasanya dia seperti terhipnotis dengan iris gelap itu.

Sang hawa semakin resah. Resah karena keindahan ciptaan sang Tuhan yang terlalu kuat sehingga tak bisa dijelaskan oleh kata-kata.

“Kenapa menatapku seperti itu?” tanya sang adam dengan melengkungkan kurva manis pada lambiumnya.

“Ah,” dia terdiam. Manik hazelnya meliak-liuk—mencari kenyamanan dalam pandangannya—ke arah lain. Perasaan gugup serta malu bercampur aduk ketika sang hawa tertangkap basah saat ia tengah memperhatikan sang adam.

Ah, ini semakin gila. Gadis itu benar-benar tak bisa menahan sensasi kupu-kupu yang berada di dalam tubuhnya. Ini terlalu … aneh. Hanya menatap kedua permata obsidian miliknya, dia tak bisa untuk tidak tersipu.

Itu dia.

Iris permata obsidian miliknya selalu menjadi candu bagi sang hawa.

Desir ombak menjadi saksi bisu dan pelengkap di antara kedua insan itu.

“Kau tahu,” dia menatapnya balik—jauh ke dalam manik sang adam—dengan intens. “Matamu indah.”

Dua kata menjadi tembakan telak bagi sang adam. Kini dua insan tersebut saling menatap satu sama lain—membiarkan desir ombak menjadi pelengkap suasana di antara mereka—membuat keduanya saling menarik satu sama lain melalui sebuah tatapan.

Entah siapa yang memutuskan kontak pertama, tetapi sang adam langsung terkekeh pelan—membuat sang hawa tertunduk malu.

“Hei,” dia mengapit dagu sang hawa dengan lembut—membuatnya menjadi mudah untuk menatap iris permata gadisnya dengan leluasa. “Kau tahu mengapa mataku selalu terlihat indah di matamu?” dia bertanya dengan nada lembut.

Sang hawa menggeleng, menatap bingung atas pertanyaan dari sang adam—prianya.

“Itu karena kau,” dia menjeda perkataanya sambil membelai sisi wajah sang hawa—yang kini terselimuti oleh rona merah tipis—dengan lembut. “kau menjadi objek utama dalam pandanganku, membuat semua hal yang berada di ruang lingkupmu menjadi indah, permataku.”

Add a comment

Related posts:

Why is Inbound Customer Service Important?

Inbound customer service refers to the process of receiving and handling incoming calls, emails, chats, or other forms of communication from customers. The goal of inbound customer service is to…

USA I

Un concurso organizado por Museum of Modern Art en Nueva York en el año 1940, en el cual sorprenden los diseños ganadores de Charles Eames y Eero Saarinen. Los Eames eran un equipo de marido y mujer…

Word2Vec in Practice for Natural Language Processing

Before diving into Word2Vec we have to know what actually word embedding is and why is it actually required. So let's get started. Word embeddings are a type of word representation that allows words…